UIN ONLINE - Gempa dan Tsunami silih berganti melanda kawasan Indonesia. Gempa Bumi dan Tsunami yang mengguncang Palu dan Donggala Sulawesi
tengah pada Jumat (28/9/2018) pada sekitar pukul 17.02 WIB meluluhlantahkan bumi pertiwi Indonesia Timur. Analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memperkirakan gempa besar 7,7 SR (7,4 SR setelah diperbarui BMKG) dipicu oleh aktivitas sesar Palu-Koro.
"Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika turut aktif dalam membantu korban gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah. Kepedulian ini terlihat dengan aksi sosial dengan penggalangan dana yang kemudian di serahkan langsung kepada korban bencana yang ada di makassar seperti di Rumah sakit dan penampungan-penampungan korban gempa. Selain itu, kepedualian kami tidak terhenti pada penggalangan dana, tetapi berlanjut pada seminar keilmuan dengan menghadirkan pakar tentang kebumian dan gempa yaitu Prof. Dr. Eng. Dadang Ahmda Suriomihardjo, M.Eng. (Ketua Senat Geofisika UNHAS) dan Muh. Karnaen, ST., M.Si. (BMKG Provinsi Sulawesi Selatan)", Ujar Rusdi Rustam Ketua HMJ Prodi pendidikan Fisika.
Nasfira sebagai Ketua Panitia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedualian kita terhadap sesama manusia dalam kesiapan menghadapi bencana terutama kita sebagai mahasiswa. Kegiatan ini dirangkaian penggalangan dana dari hasil penjualan tiket dari tamu undangan dan peserta seminar keilmuan. Insyallah, hasil dari pengalangan dana seminar ini akan diserahkan langsung kepada korban Gempa nantinya.
Hal menarik, Sementara pakar geofisika Dadang Ahmad mengatakan gempa yang
mengguncang Palu dan Donggala pada hari jumat kemungkinan besar memang dipicu
aktivitas sesar Palu-Koro. Patahan ini, kata dia, memiliki karakter
pergerakan cenderung bergeser atau bukan sesar naik seperti yang memicu
gempa Lombok. Pergerakan ini terus bergerak yang bisa memicu gempa setiap saat ketika mengalami pergeseran. Potensi gempa di Makassar dan sekitarnya? kalau di lihat pergeseran sesar bahwa Makassar jauh dari pergerakan sesar tersebut, memang ada potensi gempa di Makassar tetapi dengan skala yang relatif kecil.
Selanjutnya, Karnaen BMKG SulSel menambahkan hasil endapan kuarter di palu, menurut analisis BMKG pada umumnya
bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated), bersifat
memperkuat efek goncangan gempa bumi. Gempa yang menyebabkan tsunam yaitu 1) Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km); 2) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter; 3) Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.
"Kita berharap dengan seminar ini, kita lebih mengetahui dan belajar gejala-gejala seperti apa itu Gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala sehingga musibah selanjutnya bisa diminimalisir efek yang ditimbulkan". Ungkap Muljono Damopolii dalam sambutan pembukaan seminar keilmuan.
Report: Anas Irwan